Kompas cetak
JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi itu menjadikan banyak orangtua kini lebih selektif mencari pendidikan bagi anaknya. Salah satunya adalah memilih tempat kuliah yang tepat.
"Hal paling utama dalam memilih perguruan tinggi adalah dengan memperhatikan kualitas pendidikan dan kualitas dosennya. Lebih baik lagi jika perguruan tersebut memiliki sebuah bursa kerja yang dapat membantu para lulusannya," ujar Prof. Dr. Yudi Julius, MBA, Rektor UPI Y.A.I.
Senada Yudi, Iwan Setiawan Dani, ST, Marketing and Promotion Manager Universitas Multimedia Nusantara pun menyarankan, sebelum memilih sebuah universitas, sebaiknya orangtua memerhatikan sistem manajemen, pengelolaan, kurikulum, serta fasilitas dan kualitas pengajarnya.
Memilih perguruan tinggi yang tepat bukanlah perkara mudah, apalagi melihat semakin ketatnya persaingan kerja di masa depan. Selain perguruan tinggi yang tepat, memilih jurusan yang tepat pun perlu diperhatikan.
Salah satu jurusan yang memiliki lapangan pekerjaan cukup luas adalah jurusan ekonomi atau akuntansi. Jurusan ini tentu banyak dibutuhkan perusahaan. Masalahnya, lulusan ekonomi atau akuntansi pun kini cukup banyak jumlahnya. Dus, mereka pun harus siap-siap bersaing dengan banyak pelamar lain untuk memerebutkan posisi pekerjaan di bidang itu.
"Selain menguasai bidang ilmu yang telah dipelajari di perguruan tinggi, sebaiknya mereka juga menguasai soft skills seperti komputer dan bahasa Inggris. Kemampuan lain seperti akuntansi dan presentasi pun sebaiknya dipelajari agar mudah mendapatkan pekerjaan nantinya," saran Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR, Director The London School of Public Relations-Jakarta.
Siasat lain agar tidak gundah setelah kuliah adalah dengan memilih jurusan kuliah yang menjanjikan masa depan cerah. Yudi menuturkan, di masa lalu YA.I terkenal dengan Jurusan akuntansi keuangannya. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan krisis keuangan global, kini cukup banyak mahasiswa mengambil jurusan psikologi dan komunikasi di univeritas tersebut.
"Jurusan psikologi cukup menjanjikan karena dalam segala situasi, masyarakat pasti memerlukan ahli psikologi baik dalam dunia bisnis, marketing, politik, ekonomi, bahkan kesehatan. Jurusan komunikasi pun demikian, sebab banyak permasalahan yang dapat timbul akibat dari miss communication," tambahnya.
Sumber: Kompas Cetak/Ino |