Jakarta - Besok adalah hari penentuan bagi para caleg apakah akan berhasil masuk Senayan ataukah harus menelan kekecewaan. Diprediksikan, setelah pemungutan suara banyak caleg yang tidak siap menerima kekalahan yang bisa menimbulkan konflik.
"Konflik tentu akan ada. Banyak pihak yang akan kecewa. Bahkan banyak yang siap menang tapi juga tidak siap kalah," kata pengamat intelijen Wawan H Purwanto kepada wartawan di TIM, Jl Cikini Raya, Menteng, Jakarta, Rabu (8/4/2009).
Menurut Wawan, pihak-pihak yang kecewa tersebut lebih cenderung berasal dari sesama parpol dan juga sesama antarcaleg parpol. Termasuk masalah penetapan caleg terpilih. "Tapi saya kira masalah ini harus dihadapi, bukan dihindari. Karena itu siap menang dan siap kalah harus dijunjung tinggi," ujarnya.
Namun Wawan mengimbau kepada pihak-pihak yang tidak puas terhadap hasil pemilu untuk menempuh jalur hukum, dengan cara menyampaikan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Dia juga mengatakan, saat ini aparat keamanan termasuk institusi strategi telah melakukan upaya untuk meminimalisir terjadinya gangguan di dalam pelaksanaan pemilu yang mengarah pada kekacauan situasi.
"Semuanya sudah siap amankan pemilu. Sekali pun ada riak kecil yang muncul, itu wajar," ucapnya.
Wawan menambahkan, semua elemen masyarakat diimbau tidak terpancing dan berkepala dingin menghadapi hasil pemilu nanti. "Kita mengimbau semua pihak
untuk menyikapi secara wajar dan tidak dalam keadaan panas," imbuhnya.
Wawan tidak menampik dengan sinyalemen adanya intervensi asing yang bermain di dalam pelaksanaan pemilu, mengingat Indonesia negara strategis. Di sisi lain, penduduk Indonesia yang mayoritas muslim telah menjadi sorotan negara-negara barat.
"Jadi siapa yang akan duduk di DPR lebih banyak, itu berpengaruh terhadap kebijakan Indonesia terhadap luar negeri. Jadi wajar ada deal-deal tertutup dengan asing, termasuk masalah pendanaan," pungkasnya.
( zal / anw )
Headline Judul : |