15 Mei 2009
Jakarta - Tiga pasangan capres-cawapres rencananya akan berlaga pada pemilu presiden yang akan datang. Mereka adalah SBY-Boediono, JK-Wiranto dan Mega-Prabowo. SBY-Boediono dinilai tetap yang paling kuat. "Dilihat berdasarkan pemilu legislatif beberapa waktu lalu, perolehan Partai Demokrat sebagian besar didongkrak SBY. Sedangkan untuk pemilih PDIP, sepertinya suara didapat bukan karena penokohan Megawati," kata pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Ari Sujito saat dihubungi detikcom, Kamis (14/5/2009) malam.
Peluang berikutnya dimiliki Mega-Prabowo. Popularitas Prabowo dan dananya yang kuat membuat pasangan ini punya potensi menandingi SBY. Tentu saja mesin politik dan pendukung PDIP juga menjadi faktor utama. Yang paling buncit adalah JK-Wiranto. Sebab suara pemilih partai Golkar diperkirakan akan terpecah. "Golkar akan terpecah suaranya karena tidak ada langkah pembenahan terkahir dari JK ke unsur bawah Partai Golkar," jelasnya.
Sedangkan untuk Wiranto sendiri, menurut Ari, Hanura tidak cukup signifikan untuk meraup suara karena perolehan suaranya di pileg kecil. "Apalagi Wiranto pernah maju sebagai capres pada pemilu presiden tahun 2004 dan kalah. Itu berpengaruh," tuturnya. Lebih lanjut, Ari memperkirakan, akan terjadi pemilu presiden putaran ke dua. Hal ini dilihat berdasarkan kekuatan masing-masing pasangan yang akan berlaga nanti. "SBY rasanya akan paling berpeluang, apalagi kalau PKS dan PAN tetap bergabung maka relatif akan di atas angin," tegasnya.
Headline Judul : |